Bu, Apakah Ada Keringanan Biaya Sekolah Untuk Anak Saya?

Pernahkah kalian mendengarnya? Atau itu orang tua kita sendiri? Atau orang tua kita menutup-nutupi kepayahan mereka dalam mencari biaya pendidikan kita? Perih.
Tak bisa dielakkan, pendidikan memang membutuhkan biaya. Sekalipun biaya sekolah gratis 100%, kita tetap butuh seragam, beli buku, bensin, jajan, dan masih banyak kebutuhan lain seperti gadget, pulsa, piknik… Banyak ya. Nggak kerasa. Itu semua duit siapa? Alhamdulillah kalau orang tua kita tergolong mereka yang mampu bahkan tumpah-tumpah, uangnya nggak habis tujuh turunan. Atau kita sudah mandiri sejak kecil, berwirausaha dan memiliki penghasilan sendiri. Bolehlah kita gaya-gaya. Tapi kalau ternyata, mereka yang kita todong itu juga berpayah-payah, apa kita masih tega?
Peluh mereka setiap hari. Senyum di pagi buta menyambut anaknya yang akan berangkat sekolah atau kuliah. Menyiapkan sarapan pagi dan baju seragam, demi anaknya agar bisa fokus belajar dan tidak minder karena punya seragam yang sama dengan teman-temannya. Seusai anaknya berangkat, sepeda tua dikayuhnya penuh semangat, agar hari ini mendapat penghasilan lebih, untuk tambahan biaya tunggakan bulan kemarin. Tadi pagi, si anak juga minta uang pulsa, katanya sudah habis. Entah digunakan untuk apa. Pagi itu juga, si anak meminta uang jajan lebih, hari ini dia akan nonton di bioskop bersama teman-temannya.
Sahabatku, judul dari tulisan ini memang senyatanya pernah ku dengar. Perih rasanya, teringat bapak dan ibu di rumah yang bahkan sejak pukul 2 pagi sudah menyiapkan dagangan dan bersiap ke sawah. Namun yang aku heran, mereka jarang menunjukkan lelah. Bahkan kadang-kadang bapak masih sempat memijit kaki atau ibu mengerik punggung karena aku masuk angin. Begitu payahnya mereka mencari biaya, tapi diri ini lupa bahwa seharusnya sudah mulai mandiri dan bisa membahagiakan mereka.
Sahabatku, baik yang masih SD, SMP, SMA, maupun yang sedang kuliah bahkan berjuang untuk menyelesaikan skripsi. Adalah kebahagiaan mereka melihat anaknya berhasil. Agar peluh itu bukanlah peluh kekalahan, akan tetapi peluh kemenangan karena membawa anak mereka ke gerbang kesuksesan. Jangan pernah sombong dan merasa cukup hanya karena sampai hari ini orang tua kita masih memberi dukungan finansial. Jangan merasa menang karena nyatanya kita belum ditempa kerasnya hidup dan masih belum mandiri serta membahagiakan orang tua kita.
Jangan lelah berusaha. Jangan lelah berdoa untuk mereka. Jadikan peluh mereka adalah cambukan bagi kita agar menyelesaikan segala sesuatu tepat pada waktunya. Pabila sudah berhasil, berbagilah dengan orang lain. Agar tak ada lagi orang tua yang bertanya kepada sekolah, “Pak, Bu, apakah ada keringan biaya untuk anak saya?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.