Menurutmu, seberapa penting sebuah visualisasi menu pada sebuah restoran? Seberapa penting keberadaan gambar pada sebuah tulisan? Tentu kita kompak menjawab: PENTING! Mengapa? Because visual speaks louder. Right?
Awalnya tidak tertarik untuk membaca postingan “XXXXX”, namun setelah melihat ilustrasi di bawah judul, langsung deh, “Eh, menarik banget ya? Coba baca ah!”. Begitu juga saat kita memesan menu pada sebuah restoran. Nama menu yang asing terkadang membuat kita tidak ingin berjudi seperti apa bentuk dan rasanya. Namun apabila di dalam buku menu disertakan visualisasinya, yang sederhana pun bisa terlihat wah!
Tersebab itu, saya memutuskan untuk ikut mini class Food Photography bersama Chef Harisatu di Bakpia Wong Jogja. Siapa dia? Sini saya bisikin siapa beliau ini. Chef muda kelahiran Kediri 24 tahun yang lalu ini memiliki nama lengkap Ahmad Harisatu Zakaria. Akrab dipanggil Chef Haris. Pengalaman beliau ya… sudah tidak diragukan lagi, terutama dalam bidang Food Stylist & Photographer. Biasa sih, lulusan UNY emang keren gitu. Ya kan? #disorakin
Bagi saya yang pemakan segala, suka jelajah kuliner kemana-mana (kalau pas ada duitnya), dan senang pegang kamera (meski hanya smartphone punya), jelas memiliki keingintahuan yang tinggi perihal cara motret makanan yang baik. Kira-kira, gimana caranya ya?
BUATLAH YANG LIHAT GAMBARNYA JADI BERSELERA MAKAN!
Ada dua poin penting dalam proses menggiring pemirsa untuk tertarik dengan makanan yang kita ambil gambarnya. Pertama, Food Stylist. Yang kedua, Food Photography. Food Stylist sendiri masih dibagi dua yaitu murni food stylist dan props stylist.
Food styling berarti seni menghias dan menata makanan agar terlihat menarik dan menggoda. Food Stylist cenderung ke plating, kalau Props Stylist cenderung ke penataan wadah yang berisi makanan beserta hiasannya di atas meja. Kata Chef Haris, “Percuma kalau foto bagus tapi penataan makanannya tidak cantik.” Karenanya kita harus mempelajari dulu beberapa hal: jenis makanannya apa? Berasal dari mana? Bahannya apa? Cara mengolahnya gimana? Penyajiannya seperti apa? Pelengkapnya apa? Peralatan makan yang digunakan apa? Cocok dimakan saat apa? Dan sebagainya agar bisa memunculkan style yang keren dan unik.
Food photography sendiri adalah proses mengabadikan objek makanan, penataan cahaya, dan kegiatan menonjolkan hasil penataan food stylist agar terlihat menarik menggunakan kamera. Mungkin ada bertanya, “Motretnya menggunakan jenis kamera apa?” Ya jenis apa saja boleh, kamera smartphone juga boleh, yang penting halal, bukan kamera curian ya. Hahaha.
JENIS FOOD PHOTOGRAPHY
Satu, photo shot / clear shot. Biasanya, jenis food photography ini untuk kebutuhan menu restoran. Cenderung bersih. Dua, editorial. Jenis food photogaphy ini memuat gambar yang juga bercerita. Misalnya suatu makanan bahannya apa, enaknya dinikmati malam atau senja, dan sebagainya. Tiga, stock photo. Yang namanya stok mah bebas, boleh proses pembuatan, kegiatan memasak, atau apapun yang mungkin suatu saat bisa dimunculkan.
Untuk sekarang ini, ada dua tren yang sedang kekinian: Flatlays, di mana foto diambil dari posisi atas (top angel) dan Lifestyle di mana gaya foto ini menggunakan unsur di luar objek makanan di dalam satu frame foto. Contoh? Tangan misalnya, atau kaca mata, bantal, dan sebagainya.
Sebenarnya masih banyak ilmu yang dibagikan chef Harisatu, namun tulisan ini akan terlalu panjang nantinya bila dibahas semuanya. Main ke @Harisatu_Zakaria atau www.harisatu.wordpress.com aja ya! Feel free to chat beliau, chef satu ini ramah banget kok. Dan di akhir sesi, beliau juga mengajak peserta praktik langsung dengan objek Bakpia Wong Jogja.
Eh, udah tau Bakpia Wong Jogja belum? Bakpia dengan kulit tipis yang renyah dan lembut ini bisa kamu dapatkan di jalan HOS Cokroaminoto no 149 Jogja. Kalau dari AMC, ambil arah utara. Lokasinya barat jalan. Gedungnya gede banget. Pemiliknya mas Baim Wong. Dan di sana tidak hanya bisa beli bakpia, tapi juga bisa belanja batik Jogja yang oke punya.
“Nok, ini bakpia beli di mana to kok enak banget?” kata Ibu saya selepas mencicipi Bakpia Wong Jogja rasa kacang hijau. Beliau bilang, ini bakpia ter-enak yang pernah beliau cicipi. Kulitnya tipis lembut renyah. Isinya halus, manisnya pas tidak berlebihan. Ya pokoknya juara lah. Tapi ya memang ada uang ada barang, hahaha.
Ini dia pricelistnya:
- Bakpia premium rasa choco hazelnut dan choco almod HARGA 65.000 ISI 15
- Bakpia reguler rasa kumbu hitam, kacang hijau, cokelat, keju, susu HARGA 45.000 ISI 15
Saya pribadi suka yang keju dan premium. Nampol dah! Dan… insya Allah bakpia halal. Mau pesan untuk buka puasa atau jamuan lebaran? Kepo aja IG @bakpiawongjogja yaaa… Eh, lihat foto bakpia di atas, udah bikin kepengen nyicip belum? Belum ya? Memang sih belum pinter food photography. Ya sudahlah, besok belajar lagi. Sebagai penutup, ada sebaris pesan dari chef Harisatu, “Photography adalah seni melukis cahaya.” (Dalam hati saya jawab) “Tapi kalau kamu kesulitan melukis cahaya, lukis saja hidup saya.” Hahaha. Sekian dulu, maaf kurang banyak fotonya, keburu waktu tarawih tiba. See ya! Salam cekrek dari pemakan segala!