Merbabu Part #5 : Edisi Nyungsep Saat Turun Gunung

Merbabu, 28 Desember 2016

Hari sudah semakin terik. Saatnya pulang kembali ke Jogja. Meski belum mendapat sunrise seperti di foto pendaki Merbabu kebanyakan, tidak masalah. Bukan sunrise yang saya cari. Kalaupun jumpa, itu bonus. Menjelang dhuhur, seluruh peralatan camping diberesi. Mengambil foto satu, dua, tiga, kemudian kami turun satu persatu. Continue reading

Recent search terms:

turun gunung dengan berlari

Merbabu Part #4 : Kekuatan Jangkar Terletak Pada Mata Rantai Yang Paling Rapuh

Merbabu, 27 Desember 2016

Masih di POS 2 untuk menunaikan shalat. Saat teman yang lain shalat, saya berjalan di sekeliling pos. Melihat Merapi yang sangat menawan. Dan senja yang mulai berangsur. Angin mulai berhembus kencang. Mengibarkan jilbab yang saya kenakan.

Sebelum teman-teman selesai menunaikan shalat, saya, Linda, Mbak Lina, dan Fitri berangkat lebih dulu. Alasannya jelas, teman yang lain pasti akan menyusul saya dengan cepat karena jalan saya yang begitu lambat. Jadi daripada nanti saya yang tambah kewalahan, saya mengajak mereka untuk mendaki lebih dulu. Saat itu, saya baru menyadari kalau tangan saya mulai bengkak karena tekanan udara. Continue reading

Recent search terms:

kekuatan jangkar

Merbabu Part #3 : Merbabu Ajarkanku Lupakanmu

Selo, 27 Desember 2016

Melupakanmu bukan hal mudah. Setidaknya bagiku. Butuh waktu sekitar 4 tahun, dan sebentar lagi usiaku 23, sudah saatnya benar-benar melangkah. Dan Merbabu, menjadi saksi hidup luruhnya segala hal yang ada dalam hati dan pikiranku, untukmu.

Pukul 17.30 WIB. Sudah hampir terdengar adzan maghrib. Baru sampai pos 3. Harus mendaki sedikit lagi sebelum sampai tempat pendirian tenda di Sabana 1. Angin mulai berhembus kencang. Sepakat dengan berbagai cerita di internet soal pendaki yang diganggu, biasanya diawali dengan angin kencang. Jujur, pikiran saya kembali melayang, nyali menciut. Continue reading

Merbabu Part #2 : Merunut Penanda Ketinggian

Selo, 27 Desember 2016

Saya masih tidak begitu yakin bahwa saya sudah sampai Selo dan hampir melakukan pendakian. Ini adalah pendakian pertama saya (setelah Gunung Bromo, Sikunir, dan Nglanggeran di mana ketiganya adalah gunung wisata, kalau teman yang lain menyebut tiktok alias sekali jalan, atau daki-turun cukup dalam satu hari). Beberapa orang cukup heran karena pemilihan gunung yang mungkin bagi orang lain terlalu ekstrim bagi pemula.

Sedikit takut, wajar. Sedikit khawatir, tentu. Namun sepuluh hari sebelum pendakian, saya diarahkan adek saya Fahrul untuk olah fisik dengan cara jogging namun tidak dipaksakan. Selain itu, mbak Lina juga selalu mengingatkan peralatan yang harus disiapkan agar tetap bertahan hidup di atas sana. Well, karena pendakian ini atas restu simbok tercinta, dicarikan headlamp juga oleh kakak saya (beserta cadangan baterai yang jumlahnya mungkin lebih dari satu lusin), sandal gunung milik kakak perempuan saya yang dulu juga senang hiking, sleeping bag dari adek sepupu saya Lia, beserta carrier dan matras dari tetangga saya dek Cahya. Continue reading

Merbabu Part #1 : Mbak, Masih Jauh Nggak?

Jogja, 27 Desember 2016

     Gerimis dan terang bergantian. Hawa cukup dingin menyerang wilayah Jogja selatan. Saat itu masih pukul 08.00 dan kami bertiga: saya, Caca, dan Mbak Lina berkumpul di rumah Fahrul. Hari ini adalah hari di mana saya dan rombongan yang berjumlah 11 sudah bersepakat untuk mendaki Gunung Merbabu.

     Gunung Merbabu, memiliki ketinggian 3142 mdpl dan terletak di Jawa Tengah. Terdapat dua jalur pendakian: Wekas dan Selo. Wekas memiliki medan yang lebih menantang daripada Selo. Sebagai pendaki pemula, saya request jalur yang tidak terlalu ekstrim sehingga kami memutuskan mendaki melalui Selo. Pukul 09.00 tepat, kami berempat (karena yang lain berangkat dari Semarang) memulai perjalanan. Continue reading

Mendaki Gunung Itu Bukan Untuk Dievakuasi, Pendaki Pemula Harus Baca Panduan Berikut Ini

       pendaki pemula di lereng merbabu

     Mendaki itu bukan untuk dievakuasi. Demikian pesan mbak Lina yang selalu membuat saya merasa aware dengan keselamatan diri saya sendiri dan tentunya agar tidak merepotkan teman yang lain saat pendakian. Saya harus mengenal diri saya sendiri, dan mempersiapkan segala hal yang mungkin saya butuhkan selama pendakian. Mengapa saya merasa perlu menulis ini? Karena saya adalah pendaki pemula yang terhitung kurang siap sedangkan medan pertama yang saya tempuh adalah Gunung Merbabu. Jadi, saya harap teman-teman bisa turut belajar dari kesalahan-kesalahan saya.

     Ada tiga hal yang perlu dipersiapkan pendaki pemula sebelum proses pendakian: bekal, fisik, dan mental. Bekal masih terbagi lagi menjadi bekal pribadi dan kelompok. Fisik dan mental harus dilatih setiap hari karena semua hal perlu pembiasaan, termasuk jalan jauh dan berprasangka baik. Continue reading

Recent search terms:

bukan pendaki gunung, hijab kaos kaki gunung, hijab sandal gunung, kaos pendaki pemula, sandal hijab kaos kaki gunung