Mendaki itu bukan untuk dievakuasi. Demikian pesan mbak Lina yang selalu membuat saya merasa aware dengan keselamatan diri saya sendiri dan tentunya agar tidak merepotkan teman yang lain saat pendakian. Saya harus mengenal diri saya sendiri, dan mempersiapkan segala hal yang mungkin saya butuhkan selama pendakian. Mengapa saya merasa perlu menulis ini? Karena saya adalah pendaki pemula yang terhitung kurang siap sedangkan medan pertama yang saya tempuh adalah Gunung Merbabu. Jadi, saya harap teman-teman bisa turut belajar dari kesalahan-kesalahan saya.
Ada tiga hal yang perlu dipersiapkan pendaki pemula sebelum proses pendakian: bekal, fisik, dan mental. Bekal masih terbagi lagi menjadi bekal pribadi dan kelompok. Fisik dan mental harus dilatih setiap hari karena semua hal perlu pembiasaan, termasuk jalan jauh dan berprasangka baik.
Persiapan BEKAL Pendaki Pemula
Bekal dibagi menjadi bekal pribadi dan kelompok. Bekal pribadi adalah bekal yang wajib dibawa sebagai alat bertahan hidup khusus untuk diri kita sendiri, sukur-sukur bisa untuk membantu orang lain. Untuk bekal kelompok biasanya dirundingkan satu kelompok, siapa yang bisa membawanya, dibagi secara adil.
Bekal pribadi meliputi:
- Alat ibadah
Tujuan mendaki gunung itu salah satunya untuk beribadah, mentadabburi alam. Mengagungkan keindahan ciptaanNya, menyelami betapa sempurna kuasaNya. Jadi, jangan sampai meninggalkan ibadah ya.
- Pakaian dan Baju ganti
Pakaian adalah baju yang menempel pada tubuh kita. Tidak masalah ketika menggunakan rok, akan tetapi saya sarankan jangan. Pengalaman menggunakan celana-rok cukup menyulitkan apalagi saat cuaca kurang bersahabat di bulan Desember. Gunakan celana dengan kerutan di pergelangan kaki dan berbahan ringan (parasut) sehingga kamu lebih bisa mengontrol langkah. Kamu juga perlu membawa baju ganti apabila selama perjalanan kamu bertemu dengan hujan. Kalau pakaian kita basah, kita bisa masuk angin. Selain itu, sebagai jaga-jaga kalau sampai basecamp, baju yang kita pakai saat turun gunung, penuh dengan lumpur 😀 #pengalaman
- Sarung tangan dan kaos kaki
Sarung tangan perlu membawa dua, satu untuk perjalanan agar tangan tidak terluka, satu untuk menghalau dingin saat di puncak. Kaos kaki perlu membawa tiga, satu untuk naik, dua double) digunakan untuk tidur agar lebih hangat.
- Pelindung kepala
Saya luput membawa pelindung kepala. Sebenarnya sudah saya siapkan, akan tetapi memang sengaja tidak saya bawa. Saya pikir sudah cukup dengan jilbab, ternyata tetap saja kurang hangat. Kebetulan jaket saya juga tidak ada pelindung kepalanya, lengkap sudah dinginnya.
- Jaket outdoor
Untuk berjaga, bawalah 2 buah jaket. Satu buah untuk perjalanan berangkat-pulang dari kota asal ke basecamp, satu buah untuk di puncak.
- Sandal gunung atau sepatu
Sandal gunung atau sepatu bisa dipilih salah satu, tergantung kenyamanan. Yang perlu diperhatikan adalah gerigi bawah, jangan sampai sehalus fantofel ya! Pun juga sesuaikan dengan kaki, jangan sampai kesempitan atau kelonggaran karena bisa melukai mata kaki.
- Makanan pokok (beras/roti/mie)
Meski sebenarnya rasa lapar tidak begitu kentara saat di perjalanan atau di puncak, membawa bekal makanan pokok itu penting. Pilih salah satu saja, yang paling praktis memang selai dan roti.
- Sendok, piring, gelas
Paling tidak, per-dua orang perlu membawa sendok, piring, dan gelas untuk makan. Meski terkadang hanya beralaskan tissue, atau minum langsung dari botol, makan menggunakan tangan, tetaplah membawa peralatan makan tersebut.
- Carrier atau daypack
Untuk laki-laki biasanya membawa carrier 60L lebih, kalau perempuan, cukuplah membawa daypack saja. Kenapa? Daypack tidak akan lebih tinggi dari lehermu, dan itu sangat membantu mengontrol badanmu saat pendakian. Percayalah!
- Alat mandi dan tissue basah
Berhubung kemarin saya nyungsep, sesampainya di basecamp mau nggak mau harus beberes diri. Jadi, alat mandi itu wajib, atau bisa ditinggal di basecamp kalau tidak ingin repot dibawa muncak. Kalau tissue, digunakan saat buang hajat selama pendakian.
- Senter atau headlamp
Mungkin target kita adalah sampai puncak sebelum matahari tenggelam, namun terkadang target tinggallah wacana. Siapkan headlamp atau senter agar perjalanan di malam hari tetap terkondisi.
- P3K
Hal ini paling penting dipersiapkan seorang pendaki pemula. Ada tiga obat wajib yang harus dibawa selama pendakian: paracetamol sebagai penurun demam (berjaga jikalau hipotermia), pembalut luka (handsaplast misalnya), dan krim untuk meringankan pegal di kaki, tangan, serta punggung yang awet panasnya. Selain itu, obat pribadi, misalnya riwayat sakit maag, vertigo, asma, dan sebagainya.
- Kamera (hp/gopro/dslr)
Sebenarnya tidak wajib dibawa, tapi dokumentasi itu penting juga. Ya kan? 😀
- Matras
Matras digunakan sebagai alas tenda, satu tenda kapasitas 4 cukup dengan 3 matras. Jadi, apabila tidak punya, tidak masalah, asal dikomunikasikan dengan teman satu tendanya ya.
- Sleeping bag
Peralatan satu ini tidak boleh luput. Kemarin teman satu tenda ada yang tidak membawa SB padahal kondisi sedang badai. Akhirnya dia terkena hipotermia.
- Makanan ringan
Tidak usah terlalu banyak, cukup satu atau dua jenis saja, tapi besar ya, biar bisa untuk berbanyak 😀
- Trash bag
Saya sempat bingung ketika teman bertanya, ini packing basah atau kering? Maklum, saya adalah pendaki pemula, jadi masih cukup asing dengan istilah-istilah pendakian. Packing basah adalah packing yang dilapisi trash bag di dalam carrier atau daypack, berjaga agar barang kita tetap kering sekalipun di luar hujan. Kalau packing kering, tidak perlu dilapisi trash bag.
- Pisau
Tidak wajib, hanya untuk keperluan seperti membuka bungkus makanan, memotong tali, mengoleskan selai pada roti, dan sebagainya.
- Pembalut
Terkadang di luar prediksi, haid datang saat kondisi tertekan atau kondisi paling bahagia. Karenanya untuk perempuan, bawalah pembalut minimal 2, satu jenis day, satu jenis night.
- Mantel
Hujan mulai susah diprediksi. Tidak ada salahnya untuk membawa mantel agar tubuh kita tidak begitu kedinginan. Mantel juga sangat berguna saat hipotermia.
- Minuman hangat sachet dan air mineral
Bisa membawa kopi, susu, cokelat, jahe wangi, atau apapun yang bisa membuat kamu merasa hangat di malam hari. Jumlah air mineral minimal 3 liter ya. Jangan lupa bawa permen juga sebagai teman di perjalanan.
Bekal kelompok meliputi:
- Tenda
Hitung jumlah anggota kelompok dan sesuaikan kapasitas tenda dengan jumlah anggota. Lebih baik sisa ruang daripada kurang.
- Kompor
Paling tidak per-tiga tenda ada dua kompor dan 4 gas.
- Cooking set
Paling tidak per-tiga tenda ada satu cooking set.
PERSIAPAN FISIK
Sekali lagi, mendaki bukan untuk di-evakuasi. Karena itu, persiapkan fisik dengan baik, kenali diri sendiri. Adik saya, Fahrul, selalu mengingatkan saya untuk jogging. Untuk informasi saja, jogging dengan lari itu berbeda. Jogging berada di antara jalan dan lari, jadi, jogging itu berjalan namun dengan kecepatan yang konstan. Bagi kamu yang belum terbiasa lari, jogging sangat membantu. Selain mengeluarkan keringat, jogging juga akan memberikan ketahanan terhadap kaki dan tidak membuat tubuh terlalu kaget karena sebelumnya jarang olahraga.
Hari pertama saya running atau lari, alhasil kaki saya linu satu minggu. Kemudian saya lanjutkan dengan jogging dan ternyata mempermudah saya mengontrol diri saya sendiri baik dari langkah, tumpuan, maupun olah jantung. Jogging pertama saya tempuh 1,5 km kemudian hari berikutnya 3 km tanpa henti. Begitu seterusnya sampai saya mengenal kaki mana yang harus jadi tumpuan, seberapa jauh saya bisa kuat bertahan, dan bagaimana agar jantung saya tidak terlalu keras bekerja.
Saya teringat pendakian ke Gunung Api Purba Nglanggeran yang sebenarnya masih terhitung bukit. Belum sampai di pos 1, saya muntah-muntah. Begitupun saat ke Bukit Sikunir. Saat mendaki maupun turun, saya merasa kram kaki maupun jari kaki. Tentu hal itu karena persiapan yang kurang mengingat saya hanyalah pendaki pemula. Pun pekerjaan saya yang lebih sering menuntut saya untuk duduk berlama-lama di depan komputer. Dan hal-hal tersebut tidak terulang di pendakian Merbabu kali ini. Karena saya mulai mengenal diri saya sendiri.
PERSIAPAN MENTAL
Meluruskan niat adalah hal yang paling utama. Kita harus tau mengapa kita naik gunung. Apakah untuk bergaya? Ataukah ingin sombong dan pamer kepada orang lain? Tentu tidak. Tujuan kita adalah mengagumi keindahan ciptaanNya dan begitu besar kuasaNya. Menyatu dengan alam, dan bercengkerama dengan patahan kehidupan yang mungkin tidak kita dapati dalam keseharian. Menumbuhkan prasangka baik juga perlu, karena kita tidak sendiri dan kita sadar bahwa di sekeliling kita mungkin saja ada makhluk yang tidak terlihat. Jangan sampai mengusik sesama makhluk ciptaanNya. Berdamailah. Jangan lupa ijin kepada orang tua, dan semua akan baik-baik saja.
Demikian beberapa persiapan pendakian khususnya pendakian Gunung Merbabu. Untuk biaya, sekitar 150 ribu sudah cukup. Ingat ya, mendaki itu bukan untuk dievakuasi, jadi, persiapkan dengan baik! Bagi yang ingin bertanya atau menambahkan, bisa ditambahkan di kolom komentar 🙂 terimakasih.